Rabu, 11 Februari 2009

Kunci-kunci Kelanggengan Sebuah Hubungan

Ahad, 080209

Kunci-kunci Kelangengan Sebuah Hubungan

Oleh: Mohamad Istihori

Menjalin sebuah hubungan adalah perkara yang susah-susah gampang. Kunci utama kelangengan hubungan adalah keyakinan dari semua pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut untuk menjalin komunikasi terbuka dua arah.

Jika jalur komunikasi tertutup maka akan sering muncul salah tafsir. Salah tafsir inilah "biang kerok" atau sumber keretakkan hubungan.

"Penikahan" salah tafsir dengan keretakkan akan melahirkan bibit-bibit salah paham, kecurigaan tanpa alasan, cemburu buta, main hakim sendiri, dan segala hal yang menyimpang dari niat /itikad awal semua jenis hubungan. Ujung pangkal dari semua itu, tidak diragukan lagi adalah perpisahan.

Mending kalau perpisahannya dilakukan baik-baik, ada pihak yang mengalah, berlapang dada, berjiwa samudera, senantiasa belajar memahami dan mengerti maka tidak akan menimbulkan kebencian apalagi balas dendam.

KEYAKINAN

Mengapa keyakinan memegang peranan penting dalam keutuhan hubungan? Karena dengan keyakinan ini akan menimbulkan perasaan bahwa "inilah keyakinan saya yang patut saya perjuangkan.

Sehingga apa pun resikonya (senang, susah, bahagia, gembira, menjadi miskin, jadi kaya, miskin, sehat) akan kita terima dengan senang hati. Bahkan kita akan merasakan ketegangan yang memberi kenikmatan sekaligus rasa bangga karena telah memperjuangkan keyakinan kita sendiri."

Alangkah malang orang yang tidak punya keyakinan. Tidak punya keyakinan ini dimungkinkan karena memang dia tidak mau terus belajar memahami dan menyelami dirinya untuk menemukan keyakinannya sendiri.

Atau sebenarnya dia punya keyakinan namun keyakinannya itu dirampas oleh orang-orang terdekatnya, yang memaksakan kehendaknya dengan alasan demi kebaikan, tanpa sedikit pun gelagat untuk memahami perasannya.

'AINUL YAQIN DAN HAQQUL YAQIN

Ada dua jenis keyakinan dalam pandangan Islam. Pertama, 'ainul yaqin. Keyakinan yang didapat melalui pandangan mata. Atau keyakinan yang lahir setelah kita melihat langsung peristiwa atau kejadian yang awalnya kita ragukan.

'Ainul yaqin ini sangat dibatasi oleh ruang dan waktu. Tapi bagaimana pun keyakinan pertama ini tidak bisa kita sepelekan. Ia bisa menjadi pondasi awal untuk membangun keyakinan berikutnya, haqqul yaqin.

Wah kalau keyakinan yang kedua ini sudah tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Keyakinan yang hak ini tidak bisa dibeli oleh sebesar apapun materi yang mengiming-iminginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar