Kamis, 19 Februari 2009

Menertawakan Kesedihan

Ahad, 040109

Menertawakan Kesedihan

Orang-orang yang membutuhkan hiburan adalah orang yang sedang bersedih. Maka sangat tak mengherankan jika kita menyaksikan masyarakat kota berbondong-bondong mencari hiburan.

Hal ini sebenarnya menggambarkan keadaan kejiwaan mereka yang tak kunjung juga menemukan kepuasan jiwa. Sehingga mereka mengalami berbagai macam ketakutan, kekhawatiran, dan kesedihan yang akut dan berkepanjangan.

Oleh karena itulah mereka mencari hiburan ke: Puncak, Bogor, Ancol, Taman Safari, Kebun Binatang Ragunan, dan tempat-tempat wisata lainnya.

Kalau kita tidak jalan-jalan, bukan karena tidak punya uang atau tidak butuh hiburan. Kita kan selalu bergembira dan senang terus. Lah bagaimana kita bisa bersedih, kalau begitu banyak kekonyolan-kekonyolan yang ada di dalam diri dan lingkungan sekitar yang selalu bisa kita tertawakan.

Merenungkan itu semua saja sudah membuat kita tertawa dan senang. Bahkan (diam-diam) kesedihan sebesar apapun yang menimpa, kalau tepat kita menyikapinya dan dengan semangat menggali ilmu dan hikmah darinya maka kesedihan sebesar apapun bisa kita "tertawakan".

Adapun kalau "terpaksa" kita ikut pergi ke objek wisata, bersama keluarga atau teman-teman maka hal itu sebenarnya bukan sedang mencari hiburan tapi hanya sebagai pengalaman hidup yang memang harus dijalani saja.

Sambil tetap memasang kepekaan perasaan karena barang kali dari "perjalanan wisata" tersebut kita bisa bertemu dengan pengalaman menarik yang bisa kita ambil pelajaran.

Tentu saja pelajaran di sini bukanlah pelajaran formal melainkan pelajaran kehidupan. Inspirasi dasar dari tulisan yang sidang pembaca sedang membacanya ini pun sebenarnya dilatarbelakangi oleh beberapa pengalaman yang mengesankan yang saya dapat ketika jalan-jalan ke beberapa tempat wisata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar