Jumat, 10 April 2009

Membina Rumah Tangga Surga!

Rabu, 080409

Membina Rumah Tangga Surga!

Oleh: Mohamad Istihori

Dengan membuang jauh-jauh perasaan sombong, membanggakan diri, apalagi riya Kiai Jihad memberikan nasihat dengan penuh keyakinan yang mantap dihadapan pasangan suami-istri yang rumah tangganya sedang mengalami keguncangan:

"Rumah tangga kami adalah rumah tangga surga, rumah tangga yang penuh cinta, kasih sayang, dan penuh pengertian.

Tidak ada paksaan di dalamnya apalagi kekerasan fisik. Karena pukulan hanya layak diberikan kepada hewan agar ia mau berjalan mentaati perintah pemiliknya.

Bagi keluarga kami, teguran dan peringatan cukup dengan sindirin yang dibumbui humor sehingga setiap anggota yang merasa bersalah mau mengubah kesalahannya secara perlahan berdasarkan perhitungan akal dan nuraninya sendiri.

Bukan semata-mata karena paksaan. Karena paksaan itu membunuh ketajaman akal dan sensifitas hati nurani. Adanya paksaan dalam keluarga menggambarkan salah satu pihak sudah kehabisan tenaga, energi, dan ilmu untuk menyampaikan keinginannya.

Sehingga tidak ada jalan lain kecuali memaksa agar keinginan sang penguasa rumah tangga dapat dipatuhi dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Rumah tangga kami adalah tempat menuai bibit-bibit unggul. Setiap anggota keluarga diberikan kebebasan untuk mengembangkan bakat dan potensinya masing-masing. Karena setiap anggota keluarga pasti memiliki pilihan wilayah pekerjaan dan pengabdiannya masing-masing untuk bertemu dengan Tuhan.

Maka silahkan saja ada yang mau jadi musisi, pemain film, dokter, konselor, ustadz, atau apapun asalkan semua itu diniatkan sebagai bentuk tanggung jawab sebagai makhluk sosial dan individu.

Sehingga kami tidak memaksa yang ini harus jadi ini dan yang itu mesti jadi itu. Antara anggota keluarga kami terus belajar untuk saling melengkapi dan mengisi. Bukan malah saling menyalahkan dan menjatuhkan.

Rumah tangga kami adalah tempat kami bersandar dari segala masalah apapun yang kami hadapi. Tempat melepas lelah setelah seharian banting tulang mencari nafkah.

Setiap anggota keluarga memiliki kesempatan untuk menawarkan solusi atau jalan keluar kepada anggota keluarga yang sedang mengalami masalah.

Perkara diterima atau ditolak oleh yang bersangkutan itu terserah dia. Tapi penolakan sama sekali tidak menjadikan kami kapok memberikan saran dan masukan. Justru itu menjadi motivasi setiap anggota keluarga untuk kembali belajar mencari solusi lain yang kira-kira pas untuk anggota keluarga yang sedang dirundung masalah.

Rumah tangga kami bukanlah rumah tangga berada atau kaya. Rumah tangga kami apa adanya. Ada disyukuri, tiada disabari. Tidak ada keluh kesah karena kami saling menguatkan satu sama lainnya.

Memang banyak keluarga yang mengeksploitasi anaknya sendiri dengan alasan ekonomi. Tapi itu tak akan terjadi dalam rumah tangga kami apapun yang terjadi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar