Rabu, 15 April 2009

Al Hidayah

Rabu, 150409

Al Hidayah

Oleh: Mohamad Istihori

"Innaka laa tahdii man ahbabta wa lakinnallaha yahdii may yasyaa."

"Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan mampu memberi hidayah (petunjuk) kepada siapa pun yang kau cintai. Tetapi Allah-lah yang memberikan hidayah kepada orang yang Ia kehendaki."

Kita tidak tahu pada momen apa seseorang mendapat hidayah. Mungkin melalui ucapan kita, tapi mungkin juga tidak.

Tapi yang pasti bagi seorang sahabat, ia tidak boleh lelah, letih, capek, menyerah, BT, dan "angkat tangan" untuk selalu menebarkan dan menyebarkan cintanya ke mana saja dan kepada siapa saja tanpa mempersyaratkan apa pun.

Namun pada saat lain kita juga perlu memberikan "pelajaran" kepada orang yang memang pantas mendapatkannya. Maksudnya, kita tidak juga harus menanggapi semua orang.

Karena memang kita harus sadar akan keterbatasan. Karena-meminjam istilah Emha-orang merdeka adalah orang yang justru paham akan batasan-batasan.

Semakin orang mengenal kelemahannya, ia akan semakin mengenal kekuatan dan potensi yang ia miliki. Bagi orang yang benar-benar telah mendapat hidayah, kelemahan dan kekuatannya ia dedikasikan untuk kemaslahatan sosial.

Jadi dengan segala keikhlasan yang ia miliki, kalau ia lemah ia tidak menunggu jadi kuat untuk berbuat baik. Ia tidak menunggu menjadi orang kaya untuk bersedekah. Ia tidak menunggu menjadi orang berkuasa untuk membela "wong cilik".

Hidayah merupakan sesuatu yang sangat berharga dan tidak ternilai harganya. Maka ia merupakan sesuatu yang sangat patut untuk kita syukuri melebihi apapun yang kita miliki saat ini.

Setiap orang yang tidak tuli pasti mendengar azan. Namun Tidak semua orang terpanggil melaksanakan sholat. Malah terkadang orang yang tuli secara fisik lebih segera memenuhi panggilan Allah dari pada kita yang masih mendengar.

Seingin-inginnya kita agar orang yang sangat cintai mendapat hidayah Allah, kalau Allah belum mengizinkan, maka orang yang sangat kita cintai tersebut tidak akan mendapat hidayah.

Maka tidak ada alasan yang lebih rasional kecuali kita menggantungkan segala dan semua harapan kita kepada Allah. Orang yang berharap kepada selain Allah harus siap-siap sakit hati, kecewa, depresi, stres, gila, meninggal dunia, dan gangguan mental lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar