Rabu, 15 April 2009

Para Penghias Dosa

Ahad, 120409

Para Penghias Dosa

Oleh: Mohamad Istihori

Firman Allah SWT dalam surat Fatir ayat 8:

"Afaman zuyyina lahu suu-u 'amalihi faro-aahu hasanaa. Fainnallaha yudhillu may yasyaa-u wa yahdi may yasyaa, falaa tadzhab nafsuka 'alaihim hasaroot. Innallaha 'alaihim bimaa yashna'uun." (Fatir: 8)

"Maka apakah orang yang dihiasi pekerjaannya (amalnya) yang buruk lalu ia menganggap baik? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki (memberi hidayah) siapa yang dikehendaki-Nya, maka janganlah dirimu binasa sebab ulah mereka itu karena kesedihan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (Fatir: 8)

Asababun Nuzul (sebab diturunkannya) surat Fatir ayat delapan ini diperuntukkan kepada Abu Jahal "and freinds" yang dengan segala kemampuannya, mengerahkan tenaga, daya, dan upaya untuk menghalangi dakwah Rosul.

Di antara Abu Jahal (AJ) ini adalah menghiasi perbuatan buruknya (maksiatnya) dengan argumentasi, "hujjah", alasan, dan kerangka berpikir sehingga perbuatan dosanya itu tampak baik.

"Afaman zuyyina lahu suu-u 'amalihi faroo-ahu hasana." (Fatir: 8)

"Maka siapakah yang menghiasi amal buruknya sehingga ia memiliki pandangan dan interpretasi (menganggap dan merasa) bawah amal buruknya itu adalah sebuah kebaikan." (Fatir: 8)

Hal ini tentunya tidak hanya terjadi pada zaman Rosul. Zaman sekarang pun kita harus tetap waspada dengan ideologi, ajaran, doktrin, paham, isme, organisasi, atau perkumpulan apapun namanya baik yang memakai nama yang terkesan Islami, atau memakai nama daerah, sampai yang meminjam istilah-istilah ilmiah kontemporer untuk memberi nama organisasinya yang keluar dari konsep ajaran Islam.

Namun mereka menghiasi kesesatannya dengan menggunakan dasar-dasar pemikiran yang rasional, yang dapat diterima akal, dan dengan menggunakan bahasa yang bisa dipahami masyarakat setempat.

Sebagaimana yang dilakukan AJ yang menyusun kerangka berpikir bahwa Muhammad adalah orang gila, al Quran hanya karangan Muhammad belaka, dan berbagai macam argumentasi-argumentasi ilmiah yang disusun dengan sangat detail oleh AJ agar masyarakat ketika itu menjauhi ajaran Muhammad.

Padahal beliau sangat merindukan AJ dan saudara-saudaranya yang lain agar mau ikut dalam naungan ajaran Islam. Namun apa hendak dikata bahwa hidayah adalah hak prerogatif Allah:

"Fainnallaha yudhillu may yasyaa-u wa yahdi may yasyaa." (Fatir: 8)

"Maka sesungguhnya Allah menyesatkan orang-orang yang Ia kehendaki dan memberikan hidayah (petunjuk) bagi siapa saja yang Ia kehendaki." (Fatir: 8)

Dalam surat lain Allah berfirman:

"Innaka laa tahdi man ahbabta wa lakinnallaha yahdi may yasyaa."

"Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak bisa memberikan hidayah kepada orang-orang yang kau cintai. Tetapi Allah-lah yang memberikan hidayah kepada siapa saja yang Ia kehendaki."

Dan, para khotib kerap membacakan dalam khutbah Jum'atnya:

"May yahdillah falaa mudhilla lah wa may yudlilhu falaa haadiyalah."

Sebesar-besarnya harapan kita dan sekeras-kerasnya usaha kita agar orang-orang yang kita cintai taat kepada Allah. Kalau mereka belum dapat hidayah maka mereka akan tetap saja maksiat.

Sebaliknya, sejahat-jahatnya niat kita untuk menyesatkan orang yang kita benci, kalau Allah berkenan memberinya hidayah maka ia akan tetap kokoh berdiri dan berjalan dalam keimanannya.

Maka ketika dakwah kita ditolak, jangan sampai kita merasa sakit hati, frustasi, kecewa, apalagi sampai balas dendam yang membuat kita bersedih sepanjang masa:

"Fa laa tadzhab nafsuka 'alaihim hasaroot." (Fatir: 8)

"Maka jangan sampai jiwa, mental, dan semangatmu hancur lebur berkeping-keping karena bersedih atas ulah mereka." (Fatir: 8)

Jangan sampai niat awal kita mau berkurban eh nggak tahunya ke sininya kita malah menjadi korban. Nggak mau kan? Kita kan maunya berkurban bukan jadi korban.

Jangan sampai penolakan, ejekan, hinaan, pengkhianatan, ancaman, caci maki, pendustaan, dan penistaan membuat kita putus asa, berhenti berjuang mengejar mimpi dan cita-cita, dan membuat kita bersedih.

"Laa takhof wa laa tahzan innallaha ma'anaa."

"Jangan takut dan sedih karena Allah bersama kita." Couse everything is running well.

Dan, kembalikan saja semuanya pada Allah. Yakinlah bahwa sekecil apapun kezaliman pasti akan mendapat balasan dari Allah. Kita bersabar aja.

"Innallaha 'aliimum bimaa yashna'uun." (Fatir: 8).

"Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa saja yang mereka lakukan/perbuatan. (Dan, Dia jugalah yang kelak akan memberikan ganjarannya kepada mereka di negeri akhirat.") (Fatir: 8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar