Selasa, 22 September 2009

Akhlak Rosul Adalah Puasa

CBS, Sabtu, 8 Agustus 2009

Akhlak Rosul Adalah Puasa

Oleh: Mohamad Istihori

Salah satu kebiasaan Rosul adalah tidak makan sebelum perut beliau sangat lapar dan segera berhenti makan sebelum perutnya kenyang.

Atau dalam hadits lain dikatakan bahwa Rosul itu dalam kesehariannya, dalam bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan untuk memenuhi kebutuhan perutnya, beliau cukup mengisinya dengan 1/3 untuk udara, 1/3 untuk makan, dan 1/3 lagi untuk minum.

Secara bahasa "akhlaq" merupakan bentuk jama' dari "khuluq". Jadi akhlak adalah kumpulan dari "khuluq-khuluq". Akhlak adalah kombinasi, perpaduan, persatuan, dan penyatuan berbagai macam "khuluq" yang diracik menjadi akhlaq mahmudah (akhlak terpuji).

Sebagaimana, kalau kita gunakan perumpamaan yang agak lebih sederhana, "khuluq cabe, terasi, garam, gula putih, dan gula merah" yang kemudian diracik menjadi "akhlak sambel".

Atau tulisan ini sendiri sebenarnya adalah akhlak yang terdiri dari khuluq kultum sebelum tarawih yang disampaikan Ustadz Faisal di Madani Mental Health Care dengan khuluq ceramah-ceramah Emha Ainun Nadjib yang saya dapat selama mengikuti Majelis Ta'rif Kenduri Cinta yang diadakan setiap sebulan sekali pada Jum'at pertama di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini Jakarta.

Atau juga kalau kita mau memakai perumpamaan hubungan suami-istri yang empat (Tuhan-hamba, manusia-alam, pria-wanita, dan pemerintah-rakyat), hubungan suami-istri merupakan penggabungan khuluq suami dengan khuluq istri, terus-menerus sampai menjadi akhlak persuami-istrian yang abadi atau sampai akhir hayat antara keduanya.

Maka demikianlah antara Rosul dengan puasa. Hidup beliau adalah puasa. Sepanjang perjalanan hidupnya Rosul berpuasa dalam makna yang seluas-luasnya. Kalau Rosul tidak "berpuasa", belum tentu Islam sampai pada kita.

Kalau Rosul tidak "puasa" maka beliau pasti akan menerima tawaran masyarakat jahiliyah yang ketika itu menawarkan apa saja kepada Rosul untuk menghentikan dakwah beliau.

"Udah lah Muhammad ngapain sih elu capek-capek dakwah. Dilemparin batu, dilontarin kotoran unta, dihina sebagai orang gila, diejek sebagai orang yang nggak waras, dan diludahin. Udah gitu keluargamu selalu terancam dan sahabat-sahabatmu dibunuh satu persatu.

Mending kau terima saja tawaran kami. Itu banyak gadis cantik yang kami siapkan untukmu. Kamu mau nikahin yang mana aja bisa. Terserah kamu. Harta kamu mau minta berapa aja kami kasih. Kedudukan yang bagaimana pun kami berikan." ujar kepala suku masyarakat jahiliyah ketika itu kepada Rosul.

Tapi mental, karakter, akhlak, dan kepribadian beliau adalah mental, karakter, akhlak, dan kepribadian puasa bukan mental, karakter, akhlak, dan kepribadian orang yang berbuka.

Bahkan "Tuhan pun berpuasa". Ia tidak segera memberikan azab atau siksa kepada orang-orang yang melakukan dosa dan maksiat. Ia sangat memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki segala kesalahan yang pernah kita lakukan asalkan taubat kita adalah taubatan nasuha, taubat (penyesalan) yang sungguh-sungguh dan tidak main-main alias bukan taubat sambel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar