Jumat, 18 September 2009

Pasangan yang Dewasa

Cibubur, Jum'at, 18 September 2009

Pasangan yang Dewasa

Oleh: Mohamad Istihori

"Gue sih pengennya nanti kalau punya pasangan hidup itu yang dewasa. Bukan berarti umurnya harus lebih tua dari gue. Karena umur sama sekali tidak menjamin kedewasaan seseorang.

Ada orang yang usianya lebih muda dari kita tapi ia sudah mencapai kepada pemikiran dan perilaku yang dewasa. Dan, ada pula orang yang usianya lebih tua dari kita tapi pemikiran apalagi perilakunya kayak anak-anak (belum dewasa)." ujar Mat Semplur.

"Mengapa bisa kayak gitu iya Plur? Bukankah semestinya kedewasaan seseorang itu meningkat seiring dengan bertambah umurnya?" tanya saya pada Semplur.

"Semestinya sih memang begitu. Tapi pertambahan umur bukan jaminan meningkatnya kedewasaan seseorang. Kedewasaan seseorang itu sangat ditentukan dari seberapa serius ia mau mempelajari kehidupan dan segala pengalaman hidup yang ia alami sendiri.

Kalau manusia tidak merenungi kehidupan dan pengalamannya maka jangan harap ia akan menjadi dewasa. Ia mungkin pandai, pintar, cerdas, atau jenius karena ia sekolah atau kuliah. Tapi kedewasaan tidak akan kita temukan dalam mata pelajaran sekolah atau mata kuliah universitas." ujar Mat Semplur.

Saya bertanya, "Maksud kamu kedewasaan itu mata kuliah di universitas kita yang bernama kehidupan atau kedewasaan itu mata pelajaran di sekolah kita yang bernama pengalaman sehari-hari?"

"Iya sangat tepat! Orang tidak harus sekolah tinggi secara formal untuk menjadi lebih dewasa. Maka jangan heran kalau kita menyaksikan seseorang yang memiliki gelar S1 tapi sangat kekanak-kanakan, amat manja, tidak sanggup untuk hidup prihatin, sering ngeluh, alah pokoknya mah nggak sanggup untuk diajak hidup susah." tegas Mat Semplur.

Saya masih penasaran sama Mat Semplur. Maka saya terus membombardirnya dengan pertanyaan selanjutnya, "Terus menurut kamu Plur, bagaimana cara kita untuk mendapatkan pasangan yang dewasa?"

Semplur terdiam sejenak kemudian angkat bicara, "Satu-satunya jalan untuk mendapatkan pasangan hidup yang dewasa, kita harus terlebih dahulu memiliki pemikiran dan perilaku yang dewasa.

Kalau salah satu pasangan ada yang kekanak-kanakan pilihannya cuma tiga, pertama, yang kekanak-kanakan menjadi dewasa. Kedua, yang dewasa malah menjadi kekanak-kanakan. Dan, ketiga, mereka berpisah karena tidak lagi saling menemukan kecocokkan."

"Wah repot juga iya Plur cari pasangan."

"Iya maka mungkin karena kerepotan itulah sampai sekarang kamu masih saja ngejomblo. Hehehe." tawa Semplur ngeledek saya.

"Bisa aje ente Plur."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar