Selasa, 08 September 2009

"Anak Kos" dan Qismul Amn

Cibubur, Rabu, 9 September 2009

"Anak Kos" dan Qismul Amn

Oleh: Mohamad Istihori

Suasana pagi ini begitu sunyi. Memang demikianlah biasanya kondisi pagi selama Bulan Ramadhan di salah satu kosan para mahasiswa putra salah satu perguruan tinggi Islam negeri yang meminjam nama Jakarta padahal secara geografis ia terletak di daerah Tangerang Selatan.

"Tok..tok..tok.."Suara pintu yang penuh dengan stiker itu diketuk seorang pria berbadan tegap dengan kumisnya yang baplang. Ia pun mengucapkan salam, "Assalaamu 'alaikum". Setengah ngantuk penghuni kosan itu menjawab, "Wa'alaikumus salaam. Siapa?"

"Saya! Bapak Kumis Baplang qism amn (bagian keamanan)."

Anak kos itu pun membukakan pintu dengan rambut yang masih sangat acak-acakan. "Ada apa Pak?"

"Ini De saya mau nagih uang keamanan untuk bulan ini."

"Loh bukannya kemarin udah Pak?"

"Oh yang kemarin itu bagian kebersihan kan sekarang beda. Saya dari bagian keamanan. Annadzofatu minal iman." ujar Qismul Amn kita itu.

Mendengar ungkapan terakhir dari ucapan bagian keamanan itu Anak Kos bingung ia bertanya dalam hati, "Apa hubungannya iya ungkapan berbahasa Indonesianya, dengan hadits di akhir perkataannya tadi? Kayaknya nggak nyambung banget deh?"

Belum sempat Anak Kos itu menanyakan hal itu Bagian Keamanan itu berkata lagi, "Annadzoofatu minal iman. Kalau ente nggak patuh maka ente tinggal di sini nggak bakal aman."

Anak Kos itu semakin nggak ngerti, "Kenapa Pak kok kalau saya nggak mau bayar sekarang saya jadi nggak aman ngekos di sini?"

"Iya karena saya nggak bakal lagi tanggung jawab kalau tiba-tiba barang mewah atau uang yang ada di dalam kosan kamu hilang atau dimaling orang." ujar Bagian Keamanan bernada mengancam.

"Emangnya malingnya tahu iya Pak siapa yang belum bayar uang keamanan dan siapa yang sudah bayar? Atau jangan-jangan Bapak ini kerja sama dengan maling itu sehingga orang yang mau maling di kosan ini hanya maling di tempat yang belum bayar kosan ini?" tanya Anak Kos itu.

"Kamu jangan nuduh saya sembarangan kayak gitu dong. Saya nggak suka." kata Bagian Keamanan itu naik pitam.

"Oh saya sama sekali nggak nuduh Pak. Bapak jangan tersinggung kayak gitu dong." ujar Anak Kos itu berusaha menenangkan keadaan.

"Kalau nggak nuduh terus apa dong?"

"Saya cuma nanya aja kok Pak."

"Tapi kamu sembarangan ngomongnya. Itu sama sekali nggak bener tahu. Yang bener adalah yang malingnya itu saya sendiri. Karena saya yang bagian keamanan jadi saya tahu dong siapa yang udah bayar uang keamanan dan siapa yang belum."

"Oh gitu iya? Kok Bapak jujur banget sih?"

"Iya dong kan sekarang saya sedang puasa makanya saya jujur."

"Loh kalau maling?"

"Kamu ini katanya mahasiswa tapi begonya kok kebangetan banget sih. Saya kan kalau maling malam hari dan sebelum imsak pasti sudah selesai. Jadi pas saya maling itu kan memang saya sedang tidak puasa. Emang dalam Islam diperbolehkan puasa malam hari?"

"Iya nggak boleh Pak. Tapi mengapa Bapak maling? Kan Bapak tahu kalau maling itu dosa?"

"Iya saya tahu maling itu dosa. Tapi saya sangat malu sama anak-anak dan istri saya di kampung kalau nggak bisa beliin baju baru. Dan, saya kan juga butuh duit untuk mudik nanti. Malah lebaran tinggal 11 hari lagi. Kalau saya hanya mengharapkan uang keamanan dari kalian dari mana saya bisa dapat uang yang mencapai target?

Belum lagi banyak teman-teman kamu yang tinggal di kosan ini selalu kabur pas ditagih uang keamanan. Itu yang membuat saya gedek dan pada akhirnya saya maling aja segala apa yang bisa saya maling dari dalam kosan mereka."

"Ya Allah! Ya Allah! Memang Engkau adalah Zat Yang Maha Kreatif penuh Inovatif maka nggak aneh kalau Engkau ciptakan makhluk seperti yang sekarang ada di hadapan hamba. Dan, Engkau mau ciptakan atau tidak mau Engkau ciptakan makhluk ghorib (aneh) kayak gini itu sepenuhnya hak-Mu.

Aku sebagai hamba-Mu hanya bisa menikmatinya saja. Sambil berkata seperti hamba-Mu yang aneh lainnya, 'Ha..ha..ha..I love Bapak Bagian Keamanan ini Full." ujar Anak Kos itu dalam hati.

"Jadi mau bayar uang keamanan nggak nih?" bentak Bagian Keamanan itu membuyarkan ocehan dalam Anak Kos itu.

"Iya Pak nih saya bayar. Semoga uang ini mencukupi buat bapak beli baju baru untuk anak-anak dan istri bapak di kampung dan cukuplah saya kira untuk bapak pulang kampung nanti. Sampaikan salam saya untuk keluarga bapak di kampung."

"Loh kok besar banget jumlah uangnya?"

"Iya nggak apa-apa. Jadi kalau nanti ada teman-teman saya di kosan yang lain nggak bayar kan bapak nggak perlu maling barang-barang dalam kosan mereka."

"Terima kasih banget iya nak."

"Iya pak sama-sama."

"Eh ngomong-ngomong kamu udah berapa lama tinggal di sini? Kok kayaknya saya baru pagi ini aja ngeliat kamu?"

"Baru semalam pak."

"Hah baru semalem. Kayaknya udah lama deh ada mahasiswa yang tinggal di sini."

"Oh iya pak itu teman saya. Dia memang yang tinggal di kos ini selama ini. Kalau saya bukan penghuni kos ini."

"Hah????" Bagian Keamanan itu pun kebingungan. Begitu pun "Anak Kos" itu. Bagaimana ia tidak bingung kan uang yang dia berikan kepada Bagian Keamanan itu hampir seluruhnya adalah uang gajinya sebulan.

Untungnya "Anak Kos" kita ini tidak terlalu kesemsem sama budaya beli segala yang baru saat lebaran. Karena sudah beberapa lebaran dia tetap PD aja tuh memakai pakai yang tidak baru. "Iya nggak baru juga nggak apa-apalah. Asalkan nggak bau jadilah buat mejeng keliling kampung saat lebaran nanti."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar