Minggu, 06 September 2009

Bacalah FB-mu dengan Tartil

Bali, Ahad, 6 September 2009

Bacalah FB-mu dengan Tartil

Oleh: Mohamad Istihori

"Bacalah status FB-mu dengan tartil, huruf demi huruf, cermati dengan seksama, jangan ada yang terlewatkan agar kamu benar-benar memahami maknanya.

Balaslah pertanyaan atau komentar yang masuk dalam status FB-mu. Perbanyaklah teman FB-mu dan tunggulah dengan setia pemberitahuan baru dengan harap-harap cemas." ujar Mat Semplur.

"Loh terus tadarus Qurannya gimana Plur?" tanya saya.

"Ala peduli amat sama tadarusan. Kegiatan kayak gitu udah ketinggalan zaman Is. Apalagi kalau harus capek-capek memahami maknanya lah, menterjemahkannya lah. Belum lagi menafsirkan dan ngelogat.

Belum tentu kita mampu memahaminya jadi cuma beban hidup aja kalau kita udah tahu hukumnya tapi kita belum bisa dan mampu mengaplikasinnya dalam kehidupan sehari-hari. " ujar Semplur.

"Kan sekarang Bulan Ramadhan Plur. Sayang banget dong kalau kita lewatin puasa ini cuma untuk FB-an?" tanya saya sambil 'memancing'.

"Emang ada pengaruhnya datangnya Bulan Ramadhan bagi 'Jama'ah Fesbukiyyah' (JF)?" Semplur malah tanya balik kepada saya.

Maka saya jawab, "Tentu aja ada dong. Dengan datangnya bukan Ramadhan membuat kita lebih semangat FB-an. Perut laper, tenggorokan haus, ini nggak boleh, itu dilarang mau ngapain lagi coba kalau nggak FB-an?"

"Plur!" tanya saya lagi, "Terus apa iya kira-kira yang dilakukan JF malam hari setelah taraweh?"

"Taraweh?" tanya Semplur keheranan.

"Iya Taraweh!" jawab saya menyakinkan Semplur.

Sambil senyum-senyum Semplur berkomentar, "JF itu tarawehnya nggak bakalan sama kita. Tarawehnya JF itu di depan layar monitor komputer atau HP mereka. Zikir mereka menggunakan keypad HP atau keyboard komputer. Bukan dengan tasbih atau dengan ruas-ruas jari."

"Wah lama-lama bisa lahir aliran agama baru nih Plur?"

"Bisa. Semua indikasi untuk hal itu ada namun dalam waktu dekat masih sangat kecil kemungkinannya. Kita lihat saja beberapa tahun ke depan."

Aku dan Semplur pun akhirnya tidur. Di sebelah beberapa sahabat yang dari tadi mendengkur. Yang lain asyik ngigo ngomong ngelantur. Tapi itu semua sama sekali tak mustahil kelak akan terwujud. Saat zaman makin hari makin nyasar tak teratur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar