Rabu, 02 September 2009

Gempa dan Puasa

Bali, Rabu, 2 September 2009

Gempa dan Puasa

Oleh: Mohamad Istihori

Hari ini aku dengar kabar berita tentang gempa yang terjadi saat orang-orang berpuasa. Mengapa saat manusia mengendalikan nafsunya, alam justru melampiaskan amarahnya?

Apakah gempa kali ini hanya ingin mengatakan kepada kita bahwa, "Alah manusia ngakunya aja puasa tapi ngomongin orang, ngegosipin perceraian KD-Anang, curiga, dendam, bermusuhan, dan saling membenci di antara mereka terus berjalan.

Manusia pinternya cuma pura-pura. Puasanya hanya topeng dari amarah dan nafsu berkuasanya. Maka gempa yang hadir di saat puasa seakan-akan menunjukkan kepada manusia bahwa manusia itu kecil. Jangan sok-sokan deh.

Kan ketawan kecilnya kita. Buktinya kita berhamburan ketakutan ketika gempa terjadi. Coba apa yang manusia lakukan ketika pertama kali gempa?"

"Memperbarui status di face book-nya!" ujar Semprul.

Benar! Ada yang dengan lugu menuliskan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya mengalami gempa. Ada yang menulis dengan detail titik pusat gempa dan skala richternya. Ada yang menanyakan kabar terkini keluarganya. Ada juga yang cuek aja.

Wah pokoknya macam-macam deh komennya. Tapi intinya cuma dua: pertama rasa takut. Kedua rasa ingin tahu.

Pertama, takut akan terjadi tsunami, takut mati, takut barang berharganya dan rumahnya hancur oleh gempa, takut ditinggal sanak famili, bahkan ada yang takut gempa kali ini menjadi pertanda berakhirnya dunia.

Sedang orang-orang yang berpuasa tak akan merasakan takut sedikit pun. Karena dengan puasa dia sudah melatih jiwanya untuk menghadapi pedihnya kehidupan dunia. Sebesar apapun itu.

Kedua, ada yang ingin tahu berapa besarnya? Ada korban jiwa nggak? Kalau ada berapa jumlahnya? Seberapa luas gempa yang terasa? Terjadi pukul berapa? Berapa lama terjadinya? Berpotensi tsunami nggak?

Sedang orang berpuasa sudah tahu bahwa ini adalah suatu pertanda yang menunjukkan bahwa manusia itu nggak ada apa-apanya. Tidak punya daya dan upaya. Kecuali bersandar pada kebesaran Yang Maha Esa.

Yang puasa sudah merasakan gempa. Semoga sekarang giliran gempa berpuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar