Sabtu, 19 September 2009

"Orang Pada Takbiran, Ini Malah Pada Facebook-an!"

Cibubur, Ahad, 20 September 2009

"Orang Pada Takbiran, Ini Malah Pada Facebook-an!"

Oleh: Mohamad Istihori

Takbir bergema di seantero jagat raya. Bedug bertalu-talu di kampung Cibuburku di bagian Jakarta Timur paling timur. Anak-anak berlarian ke sana-ke mari, riang gembira sambil masang petasan.

Lain halnya muda-mudi di sepanjang fly over Cijantung-Jakarta Timur. Mereka seakan tidak merasakan takbir. Yang mereka rasakan adalah semangat bermalam mingguan. Bermesraan, bergandengan tangan, dan berpelukan.

Maka masjid atau mushollah kita kini tidak lagi dipenuhi muda-mudi yang bertakbir. Yang tersisa adalah orang-orang tua, aki-aki yang bersemangat muda, dan anak-anak kecil. Dengan begitu bergairahnya para manula itu melantunkan takbir diiringi bedug yang bertalu-talu berirama nggak karuan yang ditabuh anak-anak kecil.

Lalu ke manakah saudara-saudara kita para pemuda-pemudi harapan bangsa itu. Oh ternyata mereka kini sudah memiliki ritual ibadah sendiri dalam merayakan malam Idul Fitri. Kita sebut saja mereka "Jama'ah Fesbukiyah".

Segolongan manusia yang di malam Lebaran sibuk menalu keyped HP atau keyboard komputer mereka. Atau ada juga yang berduyun-duyun ke rumah ibadah mereka di "Masjid Jami atau Mushollah Al Warnetiyah" untuk memandang "kebesaran dan keindahan Tuhan", rela menunggu download berjam-jam dengan mata terbelalak dan nggak ngedip-ngedip, mulut mangap, bahkan sampai keluar air liur dari mulut atas dan bawahnya.

Dulu semasa SMP saya begitu senang menerima kartu ucapan selamat hari raya Idul Fitri dari teman-teman bahkan ada yang dari luar kota meski sampainya beberapa hari setelah tanggal 1 Syawal. Maka dua-tiga hari sebelum lebaran saya harus nebok celengan saya untuk beli kartu ucapan selamat Lebaran untuk kemudian mengirimnya kepada teman-teman.

Namun sekarang hal itu sudah tidak lagi kita alami. Sekarang kita bisa dengan mudah mengirim ucapan maaf dan ucapan selamat Lebaran via telepon, sms, facebook, atau dengan berbagai perangkat teknologi yang memungkinkan.

Kita tuliskan permohonan maaf dan ucapan selamat lebaran melalui status FB terbaru kita tanpa kita fokuskan sasarannya. Pokoknya kepada siapa saja yang baca kita ucapkan selamat Lebaran.

Kita sampaikan juga semua itu antar dinding atau melalui pesan di FB ke setiap teman FB kita tanpa kita sendiri memiliki keakraban dan kedekatan emosional dengan mereka. Iya tapi bagi saya itu nggak masalah. Ngitung-ngitung memperluas jalinan silaturahmi.

Kesemarakan malam Lebaran itu kini sudah berpindah dan bergeser. Kalau dulu berada di musholah dan masjid. Kini malam lebaran lebih semarak dilakukan di depan layar monitor, di depan layar HP, di mal, di fly over, dan sebagian lagi dihabiskan di jalan-jalan raya ibu kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar