Selasa, 22 September 2009

Dasar Bang Omdo!

Cibubur, Rabu, 23 September 2009

Dasar Bang Omdo!

Oleh: Mohamad Istihori

Allah memberikan ilmu-Nya kepada siapa saja yang mau bersungguh-sungguh mempelajarinya tanpa memandang apakah kita pelaku taat atau maksiat, apakah kita muslim atau non-muslim.

Allah menyebarkan pengetahuan-Nya ke segala arah maka bagi siapa saja yang terus-menerus mengasah receiver akalnya pasti ia akan terus update dengan pengetahuan Allah tersebut.

Tapi itu baru tingkat pengetahuan. Kita tidak boleh hanya stag pada tingkat pengetahuan. Kalau sampai sekarang kita masih saja berada pada level pengetahuan dan nggak ningkat-ningkat ke level yang lebih tinggi yaitu level kemauan maka jadilah kita Bang Omdo (omong doang).

Semua orang Islam di dunia ini pasti tahu bahwa sholat wajib itu didirikan lima kali dalam sehari (shubuh, dzhuhur, ashar, maghrib, dan isya). Tapi masih banyak bukan orang Islam yang sholatnya bolong-bolong? Bahkan ada yang seharian tak satu sholat wajib pun ia dirikan!

Itu karena mereka masih berada pada tingkat pengetahuan, mereka menjadikan ilmu hanya sebagai ilmu, hanya sekedar untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka yang menggebu-gebu itu, dan hanya sebagai teori yang tidak ada hubungan dengan kenyataan hidupnya.

Ada orang yang tidak mau karena memang ia tidak tahu. Ada juga orang yang tidak mau padahal dia tahu.

Orang yang tidak mau karena memang ia tidak tahu mendapatkan keringanan atas ketidakmauannya. Oleh karena itu ayat pertama yang diturunkan adalah perintah membaca agar pengetahuan kita selalu meningkat, ilmu kita bertambah, dan kita termotivasi untuk selalu mau melaksanakan sesuatu dengan pemahaman dan pemaknaan yang lebih mendalam.

Akan sangat berbeda atsar (efek, bekas, atau pengaruh) antara orang yang sholat hanya sebatas sholat saja dengan orang yang sholat yang terus-menerus memaknai, menggali, memperdalam, dan merenungkan makna sholatnya.

Sedangkan orang yang tidak mau padahal dia tahu akan mendapatkan siksaan yang lebih berat dibandingkan orang yang tidak mau karena dia tidak tahu.

"Loh kalo gitu kita pura-pura nggak tahu aja!" ujar seorang teman.

Kita bisa saja pura-pura nggak tahu di hadapan manusia. Kita melakukan kesalahan kemudian berdalih kita belum tahu bahwa yang telah kita kerjakan merupakan sebuah kesalahan. Atau kita bisa saja pura-pura bilang, "Oh iya saya lupa lagi puasa." Setelah makan satu piring nasi di depan orang lain saat puasa.

Tapi kalau Allah? Apakah bisa kita pura-pura nggak tahu di hadapan Allah? "Alah lu jangan pura-pura bego di depan Gue deh!" kata Allah di hadapan Bang Omdo. Dasar Bang Omdo! Bang Omdo!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar