Minggu, 22 Maret 2009

Dan, Muhammad pun Bisa Juga Kecewa Hatinya

Ahad, 220309

Dan, Muhammad pun Bisa Juga Kecewa Hatinya

Dalam menjalankan dakwah Baginda Muhammad saw kerap mendapat pendustaan, caci-maki, pembunuhan karakter, hinaan, fitnah, pengkhianatan, bahkan sampai ancaman pembunuhan.

Sebagai manusia biasa Rosul juga merasa sedih dan kecewa hatinya menerima perlakuan yang demikian menyakitkan perasaan tersebut.

Ketika menyerukan Tauhid, mengajak masyarakat ketika itu untuk hanya menuhankan Allah maka mereka meremehkan Rosul seraya berkata, "Alah dasar Muhammad, dia kan 'anak masih bau kencur'. Berani-beraninya dia melarang orang lain untuk meninggalkan ajaran nenek moyang kita?"

Kita dapat membayangkan betapa Rosul ketika itu harus berhadapan dengan kebudayaan masyarakat jahiliyah yang sudah mereka lakukan berabad-abad, turun-temurun, dan pastinya sudah mendarah daging.

Masyarakat Arab pra Islam adalah masyarakat yang sudah akrab menyembah beribu-ribu berhala. Mereka memiliki Tuhan lebih dari satu (politheisme).

Sekarang tiba-tiba saja Rosul, yang dianggap "anak kemaren sore", "ujug-ujug" menyerukan agar masyarakat Arab menyembah hanya kepada satu Tuhan, Allah SWT (monotheisme).

Mending kalau yang satu itu adalah salah satu dari berhala yang biasa mereka sembah. Tapi ini adalah "sesuatu yang asing" bagi mereka. Mereka tidak mengenal Allah sama sekali sebelumnya.

Selain itu, Rosul pun mendapat tantangan dari pemuka-pemuka agama Kafir Mekah ketika itu, "Ente kan 'anak kemarin sore', kok berani-beraninya sih mengajarkan kepada masyarakat kami ajaran asing kayak gitu?"

Allah Yang Maha Mengetahui Hati hamba-Nya kemudian menghibur Rosul dengan firman-Nya, "Faqod kudzdzibat rusulum ming qoblika."
"Dan, sungguh para rosul sebelum engkau ya Muhammad juga mendapat pendustaan dari umat mereka." (Fatir:4)

"Jadi bukan engkau saja yang diperlakukan kayak gini. Maka bersabarlah sebagaimana mereka juga bersabar."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar