Selasa, 03 Maret 2009

Hitungan Materil dan Moril

Rabu, 250209

Hitungan Materil dan Moril

Dalam memahami hubungan antar manusia baik itu relationship, persahabatan, atau suami-istri, dan umumnya semua hubungan yang dilakukan umat manusia sampai tingkat global-internasional berlaku hitungan materil dan moril.

Ilustrasi kedua hubungan tersebut adalah: secara hitungan materil kalau kita punya ongkos hanya untuk naik bus non AC maka jangan memaksakan diri untuk naik bus AC. Karena secara perhitungan materil kita pasti akan diturunkan oleh kenek atau supir di tengah jalan karena ongkos kita kurang.

Kecuali supir atau kenek memiliki perhitungan moril maka meski ongkos kita kurang maka kita akan tetap diperbolehkan naik bus sampai tujuan. Misalnya karena kita sudah saling mengenal dengan akrab dan alasan moril lainnya yang membuat kita diperbolehkan naik bus AC mereka meski kurang ongkos.

Malah hitungan moril kerap mengalahkan hitungan materil. Sehingga kenek berkata pada kita, "Udah nggak usah bayar!"

Dalam hubungan suami-istri pun harus pandai-pandai menempatkan sikap, kapan harus memakai hitungan materil dan kapan harus menggunakan hitungan moril.

Rumah tangga yang dibangun hanya berdasarkan hitungan materil tanpa ada hitungan moril di dalamnya, tinggal menunggu waktu hancurnya saja. Pun rumah tangga yang hanya berdasarkan hitungan moril tanpa ada hitungan materil hanya akan meninggalkan generasi yang lemah dan tak berdaya menghadapi perubahan zamannya.

Hitungan materil adalah alat menuju hitungan moril. Kita sebut saja satu contoh: hitungan materil itu harta benda dan hitungan moril adalah kebenaran.

Harta apa saja yang kita miliki di dunia, itu hanyalah salah satu alat atau sarana bagi kita untuk mencapai kebenaran. Yang menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat kita sekarang adalah menjadikan sarana kehidupan berupa harta benda sebagai tujuan hidup.

Sedangkan usaha mencapai hakikat kebenaran bagi kita hanyalah sebuah mimpi dan angan-angan belaka dalam kehidupan. Maka mencapai kebenaran tidak lagi menjadi cita-cita hidup kita. Karena sekarang kita sudah memiliki tujuan hidup yang bagi kita harus lebih diutamakan, yaitu menjadi kaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar