Senin, 09 Maret 2009

Istikhoroh

Ahad, 080309

Istikhoroh

"HP lu sekarang jadi kayak nggak ada manfaatnya kan?"

Ya ada aja lah. Yang pertama buat ngisi blog. Kedua nulis bahan-bahan ceramah atau khutbah. Ketiga mencari artikel.

Keempat untuk mencatat apa-apa yang saya dapat dari pengajian di manapun yang saya ikuti dan sebenarnya masih banyak lagi manfaat yang bisa didapatkan dari HP yang sekarang saya miliki.

Lagian manusia kan tak boleh menyesali yang telah terjadi, yang sudah dibeli. Yang berlalu biarlah berlalu.

Jadikan dia sebagai sebuah bahan pembelajaran kehidupan. Sekarang saatnya kita mengambil pelajaran, hikmah, dan pengetahuan yang selalu diperbarui.

Ayo mumpung Allah masih memberikan kepada kita limpahan ide, gagasan, perasaan, pengetahuan, dan berbagi macam ilmu maka tuliskanlah dalam blog agar setiap orang bisa membacanya!

Ya tentu saja bagi mereka yang berminat. Namun kalau tidak ada satu orang pun yang membaca, mengomentari, atau menjadi followers dalam blog, itu bukan menjadi alasan sedikit pun bagi saya untuk berhenti menulis di blog.

Menulis di blog adalah salah satu cara seseorang untuk mengungkap perasaan, mengasah kepekaan sosial, dan tentu saja memperoleh pengetahuan dari semua aktivitas itu.

Jadi bukan terletak pada tulisan bagus atau tidak, ikut tren atau ketinggalan zaman. Yang terpenting bagi saya, menulis di blog adalah sebagai sebuah wahana untuk menumpahkan opini, pendapat, dan pemikiran kita tanpa ada kekhawatiran dimuat atau ditolak.

Saya hanya ingin bercerita dan berbagi pengalaman. Syukur-syukur ada secuil manfaat bagi yang membaca pada umumnya dan yang menulis pada khususnya. Bukan memberikan ceramah apalagi menggurui orang melalui tulisan-tulisan saya.

Lah wong blog sendiri kok masa ditolak sih? Yang perlu sedikit dilakukan mungkin adalah melatih kepekaan untuk menyeleksi terlebih dahulu apakah tulisan kita pantas untuk kita post atau tidak.

Karena tidak semua tulisan bisa seenaknya kita post. Kita harus berpikir dulu sebelum mem-post tulisan kita. Jangan sampai nanti menimbulkan masalah.

Toh kalau nanti ada masalah akibat tulisan yang kita post di blog bukan berarti kita lari. Ya itu nikmati saja sebagai sebuah resiko yang harus dihadapi sebagai penulis blog.

Lagian apa sih pilihan hidup yang tidak ada resikonya? Yang tidak punya pilihan atas hidupnya sendiri saja punya resiko. Apalagi yang memutuskan suatu pilihan dalam hidupnya.

Hidup adalah memilih. Dan, kalau sudah menjatuhkan pilihan atas sesuatu maka nikmatilah segala resiko yang kita terima atas pilihan kita.

Di sinilah pentingnya kematangan berpikir dan ketajaman akal seseorang sebelum menjatuhkan pilihannya. Termasuk memilih pacar, istri, pekerjaan, agama, dan pengabdian hidup.

Semua adalah pilihan. Orang-orang sekitar boleh saja memberikan kita masukan. Tapi keputusannya tetap berada di tangan kita.

Kita mau beli HP merk apa? Mau sekolah atau kuliah di mana? Mau menikah dengan siapa? Dan, lain sebagainya silahkan saja cari masukkan sebanyak-banyaknya, dari siapa saja, dan dari arah mana saja.

Tapi yang menentukan dan menjatuhkan pilihan adalah kita. Bukan orang lain. Bukan orang tua. Bukan guru kita. Bukan siapa dan apa saja kecuali diri kita.

Kecuali kalau mental kita adalah mental budak atau hamba sahaya. Silahkan saja serahkan kemerdekaan memilih kita kepada siapa saja yang telah saya sebutkan di atas atau yang belum terpikir untuk saya sebutkan.

"Selamat memilih dan jadilah orang merdeka." demikian ujar Stanley. Namun di negeri antah berantah, ketika datang waktu memilih pemimpin, mereka malah memilih untuk tidak memilih.

Aneh bin ajaibnya keputusan mereka itu mereka anggap sebagai sebuah ekspresi kebebasan mengeluarkan pendapat. Kalau ada yang melarang pilihan mereka, mereka anggap melanggar HAM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar