Kamis, 26 Maret 2009

Memaksa Diri Sendiri

Kamis, 260309

Memaksa Diri Sendiri

Hidup itu jangan terpaksa. Hidup harus berdasarkan kemerdekaan yang kita miliki.

"Kemerdekaan yang kita miliki? Berarti berdasarkan kemauan sendiri dong? Bebas tanpa batas iya?

Nggak ada yang bisa melarang kita untuk melakukan apa yang kita kehendaki?"

Itu kalau kita mengartikan kemerdekaan berdasarkan hawa nafsu. Semakin seseorang mengerti kemerdekaan maka ia akan semakin tahu batasan.

Orang yang tidak tahu batasan kehidupan, ia semakin tidak paham menggunakan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari.

Kita harus memiliki agenda harian untuk menentukan apa saja kah yang harus kita kerjakan hari ini? Agenda harian ini tentu saja berdasarkan pengalaman hidup dan kebutuhan kita.

Inilah salah satu cara menggunakan kemerdekaan hidup kita. Ini juga salah satu metode kita membatasi diri sendiri dalam menjalankan suatu aktivitas sebelum beranjak ke aktivitas lain.

Ini pula merupakan cara memaksa diri kita sendiri untuk terhindar dari kekosongan waktu, "washing time", untuk memaksa diri kita agar konsisten/istiqomah dalam melakukan kebaikan.

Orang yang tidak memiliki agenda harian akan bingung, "Mau ngapain iya saya hari ini?" Akhirnya hidupnya hanya terombang-ambing nggak menentu, tidak memiliki prinsip yang tegas atas dirinya, juga iya..cuma ikut-ikutan orang aja.

Orang ke utara kita ke utara. Tanpa memiliki perhitungan matang, apakah ke utara sesuai dengan orientasi dan nurani kita atau tidak?

Orang memilih partai A kita ikut memilih partai A, tanpa kita memiliki alasan rasional, mengapa kita mengikuti orang lain?

Atau mungkin sekarang kita adalah seorang siswa, santri, mahasiswa, atau pegawai kantoran. Di tempat kita belajar atau bekerja pastinya memiliki program-program kegiatan yang harus kita jalankan selama kita berada di sana.

Kita ambil contoh satu misalnya di pesantren, dengan adanya penjadwalan yang ketat sebanarnya Pak Kiai mengajarkan kepada kita untuk benar-benar disiplin dalam menggunakan waktu.

Pak Kiai tidak tega hatinya kalau sedetik saja para santrinya melakukan perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah. Makanya beliau membuat jadwal kegiatan atau agenda harian.

Kita sebagai santri jangan merasa dipaksa oleh Pak Kiai dalam menjalankan segenap aktivitas pesantren. Justru kitalah yang harus belajar memaksakan diri kita untuk mengikuti semua program.

Agar ketika nanti kita berada di rumah, di luar pesantren kita sudah terbiasa memaksakan diri sendiri untuk berbuat baik tanpa ada paksaan dari orang lain.

Tentu saja agenda harian kita di rumah berbeda dengan agenda harian di pesantren. Namun bukan berarti kita hilangkan sama sekali kegiatan pesantren. Justru kita bisa mengembangkan program pesantren ketika kita berada di rumah.

Orang yang tidak mampu memaksa dirinya sendiri untuk melakukan kebaikan maka dia akan selalu terpaksa oleh orang lain dalam melakukan kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar