Jumat, 06 Maret 2009

Ribet oleh Atribut

Jumat, 060309

Ribet oleh Atribut

Mengapa manusia lebih memilih untuk diribeti oleh atribut? Mau membela demokrasi sibuk mencari atribut yang berhubungan dengan demokrasi. Mau membela Pancasila sibuk dengan lambang-lambang yang kemudian ditempel di baju, tas, atau kendaraan.

Hendak menegakkan syari'at malah sibuk mencari sorban, peci, baju koko, dan atribut-atribut keagamaan yang formal lainnya.

Kalau mau memperjuangkan demokrasi, pancasila, apalagi agama ya udah berjuang saja. Nggak usah teribeti oleh atribut-atribut segala.

Mengapa untuk percaya bahwa kita ini pejuang demokrasi, pancasila, dan agama harus mencari-cari lebih dulu atribut? Tidak bisakah kita PD sedikit saja? Sehingga kita percaya dengan pemikiran dan karya kita sendiri tanpa atribut apapun.

Apalagi sampai memakai atribut partai. Waduh akan lebih ribet lagi urusannya. Karena kalau bicara partai, kita tidak terlebih dahulu disajikan bukti bahwa mereka memperjuangkan demokrasi, pancasila, atau agama secara konsisten.

Yang ada hanya janji dan iklan yang bertebaran di berbagai media massa yang tanpa rasa malu sedikit pun sampai bersumpah mengatasnamakan rakyat dan Tuhan. Dengan harapan untuk mendapat simpati dan suara rakyat sebanyak-banyaknya.

"Emang dulu waktu ente berkuasa ke mana aje Bos? Kok baru sekarang sih teriak-teriak mau membela rakyat?" ujar seseorang dalam lubuk hatinya yang terdalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar