Rabu, 04 Maret 2009

Sinetron Kehidupan

Kamis, 050309

Sinetron Kehidupan

"Ngapain sih orang-orang pada getol banget nonton sinetron dan film? Buang-buang waktu aja. Emang nggak ada apa kerjaan lain yang lebih penting daripada menghabiskan waktu di depan TV berjam-jam lamanya?" ujar Stenly membuka pembicaraan.

"Bukankah ceritanya gitu-gitu aja? Bukankah yang disajikan hanya mimpi-mimpi yang sangat jauh dari realita masyarakat Indonesia yang sesungguhnya?" cerocosnya tanpa henti.

"Tapi ada kok satu-dua film dan sinetron karya anak bangsa yang bagus. Yang memberikan motivasi, yang berdedikasi tinggi, yang patut dijadikan pelajaran dan diambil hikmahnya." ungkap saya.

"Film dan sinetron apa saja tuh?" Stanley penasaran.

"Saya rasa masyarakat kita sekarang sudah lebih memiliki akses informasi, kecerdasan, dan kebersihan hati untuk menentukan mana film dan sinetron yang pantas ditonton dan mana yang tidak.

"Nggak perlu lagi lah mereka dilarang-larang dan disuruh-suruh mereka kan bukan anak kecil apalagi budak. Mereka kan sudah dewasa dan berpikiran jauh ke depan."

"Mengapa kita tidak sadar bahwa tiap episode dan babak dalam kehidupan nyata kita itu juga merupakan sebuah alur cerita yang sejak semula sudah disusun, ditata, dan dituliskan dengan rapi oleh Sang Sutradara yaitu Allah SWT."

"Mengapa kita tidak ciptakan saja cerita tentang kita sendiri dalam naskah yang kita catat sehari-hari dalam diary? Bukankah itu lebih mengena, mendalam, dan lebih bisa kita hayati serta apresiasi?"

"Aduh capek!" ujar yang lain.

"Males nulisnya!" ujar yang lainnya.

"Iya kita memang sudah sangat terbiasa dengan sesuatu yang instan, bermimpi, dan melamun yang enak-enak. Tanpa mau bersusah payah dan bercapek-capek menyusun, menuliskan, mengumpulkan, apalagi sampai mengambil kesimpulan tentang kehidupan yang kita jalani."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar